see no evil, hear no evil, say no evil

see no evil, hear no evil, say no evil

Rabu, 11 September 2013

Sejarah intelektual Kajian Pascakolonial


Lord Thomas Babington Macaulay
Minute on Indian Education (1835)
- satu rak saja sastra Inggris jauh lebih bernilai daripada seluruhsastra oriental”
 lewat pendidikan Inggris pribumi India akan dijadikan “English in taste, in opinions, in morals, and in intellect” (Inggris dalam  hal selera, pandangan, nilai moral dan intelek)
- kelas terdidik itu akan membantu membela kepentingan Inggris di India
 
Thilo Sarrazin (politikus Jerman, SPD), 2010
Jerman sedang membatalkan dirinya: betapa kita sedang mempertaruhkan negara kita
pesan utama:
Masyarakat Jerman makin lama makin bodoh karena makin banyak orang yang berinteligensi rendah dan tidak mendapat pendidikan yang baik. Penyebabnya adalah membesarnya kelas bawah, dan banyaknya migran, terutama migran dari dunia Islam (Turki dan Arab).
 

asumsi
Pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan Jerman (bahasa Jerman, pengetahuan standar Barat). Pengetahuan lain (bahasa non-Eropa, pengetahuan budaya dan agama yang dianggap asing, dsb) tidak diperhitungkan.
Identitas Jerman dikaitkan dengan pengetahuan itu. Migran bisa (dan dianjurkan) “menjadi Jerman”/”berintegrasidengan cara mengadopsi pengetahuan itu.
Kalau pengetahuan dan nilaistandar Barat” itu hilang, maka Jerman telahmembatalkan dirinya” – artinya, identitas Jerman yang berbeda (di mana, msl., bahasa Turki, agama Islam, dst menjadi bagian dari kejermanan) tidak terbayangkan.
Hilangnya identitas Jerman itu dipahami sebagai sebuah ancaman dan sebagai kemunduran: budaya Jerman/Eropa dianggap superior, maka sangat rugi kalau digeser/dikalahkan oleh budaya-budaya non-Eropa yang “inferior”.


Apa dasar keyakinan tentang superioritas pengetahuan dan cara hidup Barat itu?
Dan bagaimana cara mengkritik dan melawannya?

humanisme

  universalisme

modernitas

kemajuan

  eurosentrisme

Pencerahan

 

 

Tradisi pemikiran Barat bersifat universalis, dalam arti menempatkan manusia Barat (laki-laki Barat) di pusat, sebagai standar.
Nilai-nilai seputar kemanusiaan, hakekat manusia, tujuan hidup manusia, etika dsb, diutarakan secara umum (berlaku untuk semua orang, di mana pun), meskipun nilai-nilai tersebut lahir dalam konteks budaya tertentu (yaitu Eropa).

Pada kenyataannya, ada manusia yang dipandanglebih manusiadaripada yang lain, yaitu orang Eropa (kulit putih).
Seluruh umat manusia dibayangkan mesti melalui perkembangan yang sama, dari primitif menjadi modern. Dengan narasi semacam itu, otomatis orang Barat terlihat paling maju, paling modern. Budaya lain diyakini berada pada stadium yang sudah dilalui oleh budaya Barat.
Dengan demikian, kolonialisme dapat dipandang (dan dilegitimasi) sebagai gerak dari tahyul menuju rasionalitas.

 
marxisme
Apa yang dipikirkan manusia justru ditentukan oleh kondisi materialnyatidak ada pengetahuan yang netral dan tanpa kepentingan.
psikoanalisis
Manusia otonom yang merasa sepenuhnya sadar diri dan menentukan dengan bebas apa yang ingin dikerjakannya (= manusia rasional ala Pencerahan), adalah ilusi. Tindakan manusia kerapkali ditentukan oleh bawah sadarnya.
semiotika/(pasca)strukturalisme
Untuk berpikir, manusia selalu menggunakan bahasa yang sudah ada sebelumnya, dan pikirannya selalu terjadi dalam kerangka wacana yang sudah ada.
feminisme
Manusia “universal” dalam tradisi pengetahuan Barat selalu merujuk pada laki-laki, dan dengan demikian pengetahuan yang konon netral itu sudah gendered.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar