see no evil, hear no evil, say no evil

see no evil, hear no evil, say no evil
Tampilkan postingan dengan label Zendi/misi pascakolonial. Islamisasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Zendi/misi pascakolonial. Islamisasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Maret 2014

KEBERHASILAN MISI ISLAMISASI DI DISTRIK WALESI KABUPATEN JAYAWIJAYA-PAPUA

KEBERHASILAN MISI ISLAMISASI DI DISTRIK WALESI KABUPATEN JAYAWIJAYA-PAPUA


                          NAMA MAHASISWA      : EFRAIM MANGALUK
                                           NIM                    : 136322002
                             DOSEN PENGAMPU   : 1. Dr. G. Budi Subanar, S.J.
                                                                          2. A. Bagus Laksana, S.J., Ph.D.
                                                                         
PENGANTAR

Sebuah desa kecil yang terletak di wilayah selatan kabupaten Jayawijaya, memiliki pemandangan yang tidak lazim. Ketika desa-desa yang lain sangat kental dengan bau kekristenan, maka desa yang satu ini tampak berbeda. Suasana keislaman begitu tercium ketika orang-orang berkunjung ke desa tersebut, baik yang hanya sekedar menikmati keindahan alam, bahkan mereka yang memang penasaran dengan keunikan desa tersebut. Inilah desa Walesi, satu-satunya desa di kabupaten Jayawijaya bahkan seantero Papua yang memiliki penduduk pribumi beragama muslim. Ketika berbicara tentang agama di Papua, maka yang terlintas di pikiran adalah kekristenan. Hampir seratus persen kabupaten yang tersebar di provinsi Papua, penduduk pribuminya beragama kristen dan katholik. Maka ketika ada seorang Papua yang menganut agama lain, maka orang tersebut akan tampak berbeda – ibarat sebuah titik hitam yang tampak jelas terlihat disebuah lembar kertas putih.
Memang sangat terlihat aneh ketika melihat penduduk desa tersebut melakukan aktifitas keagamaannya, kaum pria memakai peci dan yang wanita memakai jilbab, berduyun-duyun menuju masjid untuk melaksanakan ibadah. Mungkin bagi sebagian orang pendatang yang sudah mengetahui keislaman orang-orang kulit hitam di daerah Afrika, memiliki kesan yang biasa ketika melihat masyarakat di Walesi yang “islam”. Tetapi bagi orang-orang Papua sendiri, juga termasuk pendatang yang memang lahir dan besar di Papua pasti memiliki kesan yang aneh melihat masyarakat Walesi yang “islam” tersebut.